Sore
itu alun-alun kota Bondowoso tampak
ramai sekali. Warga kota Tape ini berduyun-duyun datang ke pusat kota ini untuk
menyaksikan rangkaian prosesi peringatan
Hari Jadi Kota Bondowoso ke 163.
Di acara
itu pula ditampilkan kesenian tradisional
Singo Ulung, yang merupakan kesenian khas dari Kabupaten Bondowoso.
Sepintas , kesenian
ini bentuknya seperti kesenian Barongsai. Hanya saja kostum yang dikenakan oleh
pemainnya dan perlengkapannya cukup sederhana.
Para
pemainnya hanya mengenakan celana training dan kaos oblong saja. Sedangkan
kostum yang berbentuk seperti Singa-singaannya itu hanya terbuat dari
rangkaian tali rafia yang pada beberapa bagiannya diurai-urai .
Warna
pada Singo Wulung itu pun terbatas pada warna putih polos, hitam dan putih
atau kuning dan hitam saja. Sedangkan
alat musiknya menggunakan gamelan sederhana berupa kendang, terompet dan
sebagainya dengan menggunakan syair lagu dalam bahasa Madura.
Saat
itu ada 20 ekor Singo Ulung yang beratraksi yang setiap
singa dimainkan oleh 2 orang personel
dari berbagai kelompok kesenian Singo Wulung yang ada di Bondowoso.
Dalam
atraksinya, Singo Wulung itu tampak melakukan gerakan menari dengan
berputar-putar, melompat-lompat, bergulung-gulung , bersusun atau
gerakan-gerakan dalam bentuk lainnya.
Sejarah
Tari tradisional[2] ini diciptakan oleh seorang pria bernama Singo dihormati. Singo adalah nama orang yang datang dari Blambangan. Dia berlari dari Blambangan untuk menyelamatkan diri dan tinggal di Desa Blimbing Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso. Singo Ulung dan istrinya Nyi Moena dengan Ki Jasiman, telah membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera masyarakat di desa Blimbing. Dia peduli tentang sawah dan masyarakat lainnya yang dibutuhkan. Banyak orang bangga tentang dia. Itu sebabnya, Akhirnya dia memilih untuk menjadi kepala desa pertama dari desa Blimbing.Asal Usul
Suatu hari, ia memiliki ide untuk menciptakan tari tradisional umum disebut Singo Ulung yang dimainkan oleh dua orang. Tarian ini telah diiringi dengan musik khusus yang dapat membuat penonton merasa heran. Seni bersama-sama dengan seni Pojian, seni Ojung selalu menunjukkan pada upacara adat yaitu "Bersih Desa Blimbing" yang selalu diadakan setiap tahun (bulan Sya'ban / Ruwah). Di sisi lain, ini pertunjukan seni bisa dinikmati pada saat tahunan "Hari Jadi Bondowoso"[3] tepatnya pada 16 Agustus.
Disain kaos ini diinspirasi dari
sebuah kebudayaan dari daerah Bondowoso. Jawa Timur yaitu Singo Ulung.
Tarian ini menampilkan singa jadi-jadian dan beberapa penari serta pemain
ojung dengan iringan musik tradisional khusus. Menurut sejarah, kesenian Singo
Ulung ini asal mulanya ditemukan oleh Singo. Nama Singo ini berasal dari daerah
Blambangan dan mempunyai istri dari desa Blimbing (Bondowoso). Singo dan
istrinya turut membangun desa Blimbing, kemudian Singo diangkat menjadi Kepala
Desa Blimbing oleh masyarakat setempat. Kemudian terciptalah tarian Singo
Ulung, dan biasanya ditarikan ketika upacara Bersih Desa Blimbing.Tari Singo Ulung ini merupakan perpaduan dari seni tari ojung dan tari topeng. Tarian ini merupakan tradisi ritual yang digelar oleh masyarakat desa Blimbing karena kemarau yang panjang dan oleh masyarakat dipakai sebagai tradisi untuk meminta hujan.
Penampilan Singo Ulung memang sepintas seperti barongsai. Tapi, hal tersebut dibantah Sugeng, pimpinan dan pengemas kesenian ini. Menurut Sugeng, Jauh sebelum masuknya kesenian Cina itu ke Indonesia atau sekitar 511 tahun lampau, kesenian Singo Ulung sudah ditampilkan di Tanah Air, khususnya di Bondowoso.
Meski disini sudah terjadi perubahan yang signifikan dibanding dengan aslinya, namun kesan mendasarnya tetap dipertahankan.
Namanyapun masih diambil dari nama aslinya yaitu SIUNG yang merupakan singkatan dari Singo Ulung sendiri.
Dengan sentuhan garis-garis yang nyaman, sangat cocok dikenakan. Salain itu disain yang simpelpun memberi kesan tersendiri.
Untuk disain kali ini digambarkan seorang singo ulung bernama siung yang sedang mempromosikan makanan asal daerahnya yaitu Tape.
semoga nanti juga lahir si Siung dengan gaya yang berbeda. amin
Selain membawa sebuah kebudayaan dari daerah Bondowoso, jawa timur, pada kaos ini juga terdapat tulisan GREEN LIFE. hal ini dimaksudkan untuk sosialisasikan hidup yang hijau atau besahabat dengan lingkungan lebih dekat dan lebih dari sekedar mengatakan cinta pada alam.
Dimana tujuan utama dari hal tersebut menyebarluaskan info-info tentang go green.
oya, sebelumnya pada setiap pembelian, di dalamnya terdapat info dan tips tentang greenlife yang sangat dekat dengan kita, diharapkan hal tersebut bisa semakin tersebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar