Rabu, 24 April 2013

Kesenian Singo Ulung Yang Eksotis Dari Bondowoso



Sore itu  alun-alun kota Bondowoso tampak ramai sekali. Warga kota Tape ini berduyun-duyun datang ke pusat kota ini untuk menyaksikan  rangkaian prosesi peringatan Hari Jadi Kota Bondowoso ke 163.

Di acara itu pula ditampilkan kesenian tradisional  Singo Ulung, yang merupakan kesenian khas dari Kabupaten Bondowoso.
Sepintas , kesenian ini bentuknya seperti kesenian Barongsai. Hanya saja kostum yang dikenakan oleh pemainnya dan perlengkapannya cukup sederhana.
Para pemainnya hanya mengenakan celana training dan kaos oblong saja. Sedangkan kostum yang berbentuk   seperti  Singa-singaannya itu hanya terbuat dari rangkaian tali rafia yang pada beberapa bagiannya diurai-urai . 

Warna pada Singo Wulung itu pun terbatas pada warna putih polos, hitam dan putih atau  kuning dan hitam saja. Sedangkan alat musiknya menggunakan gamelan sederhana berupa kendang, terompet dan sebagainya dengan menggunakan syair lagu dalam bahasa Madura.

Saat itu ada 20  ekor  Singo Ulung yang beratraksi yang setiap singa  dimainkan oleh 2 orang personel dari berbagai kelompok kesenian Singo Wulung yang ada di Bondowoso.
Dalam atraksinya, Singo Wulung itu tampak melakukan gerakan menari dengan berputar-putar, melompat-lompat, bergulung-gulung , bersusun atau gerakan-gerakan dalam  bentuk lainnya.

Sejarah

Tari tradisional[2] ini diciptakan oleh seorang pria bernama Singo dihormati. Singo adalah nama orang yang datang dari Blambangan. Dia berlari dari Blambangan untuk menyelamatkan diri dan tinggal di Desa Blimbing Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso. Singo Ulung dan istrinya Nyi Moena dengan Ki Jasiman, telah membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera masyarakat di desa Blimbing. Dia peduli tentang sawah dan masyarakat lainnya yang dibutuhkan. Banyak orang bangga tentang dia. Itu sebabnya, Akhirnya dia memilih untuk menjadi kepala desa pertama dari desa Blimbing.

Asal Usul

Suatu hari, ia memiliki ide untuk menciptakan tari tradisional umum disebut Singo Ulung yang dimainkan oleh dua orang. Tarian ini telah diiringi dengan musik khusus yang dapat membuat penonton merasa heran. Seni bersama-sama dengan seni Pojian, seni Ojung selalu menunjukkan pada upacara adat yaitu "Bersih Desa Blimbing" yang selalu diadakan setiap tahun (bulan Sya'ban / Ruwah). Di sisi lain, ini pertunjukan seni bisa dinikmati pada saat tahunan "Hari Jadi Bondowoso"[3] tepatnya pada 16 Agustus.

Disain kaos ini diinspirasi dari sebuah kebudayaan dari daerah Bondowoso. Jawa Timur yaitu Singo Ulung.
Tarian ini menampilkan singa jadi-jadian dan beberapa penari serta pemain ojung dengan iringan musik tradisional khusus. Menurut sejarah, kesenian Singo Ulung ini asal mulanya ditemukan oleh Singo. Nama Singo ini berasal dari daerah Blambangan dan mempunyai istri dari desa Blimbing (Bondowoso). Singo dan istrinya turut membangun desa Blimbing, kemudian Singo diangkat menjadi Kepala Desa Blimbing oleh masyarakat setempat. Kemudian terciptalah tarian Singo Ulung, dan biasanya ditarikan ketika upacara Bersih Desa Blimbing.
Tari Singo Ulung ini merupakan perpaduan dari seni tari ojung dan tari topeng. Tarian ini merupakan tradisi ritual yang digelar oleh masyarakat desa Blimbing karena kemarau yang panjang dan oleh masyarakat dipakai sebagai tradisi untuk meminta hujan.
Penampilan Singo Ulung memang sepintas seperti barongsai. Tapi, hal tersebut dibantah Sugeng, pimpinan dan pengemas kesenian ini. Menurut Sugeng, Jauh sebelum masuknya kesenian Cina itu ke Indonesia atau sekitar 511 tahun lampau, kesenian Singo Ulung sudah ditampilkan di Tanah Air, khususnya di Bondowoso.

Meski disini sudah terjadi perubahan yang signifikan dibanding dengan aslinya, namun kesan mendasarnya tetap dipertahankan.
Namanyapun masih diambil dari nama aslinya yaitu SIUNG yang merupakan singkatan dari Singo Ulung sendiri.
Dengan sentuhan garis-garis yang nyaman, sangat cocok dikenakan. Salain itu disain yang simpelpun memberi kesan tersendiri.
Untuk disain kali ini digambarkan seorang singo ulung bernama siung yang sedang mempromosikan makanan asal daerahnya yaitu Tape.
semoga nanti juga lahir si Siung dengan gaya yang berbeda. amin

Selain membawa sebuah kebudayaan dari daerah Bondowoso, jawa timur, pada kaos ini juga terdapat tulisan GREEN LIFE. hal ini dimaksudkan untuk sosialisasikan hidup yang hijau atau besahabat dengan lingkungan lebih dekat dan lebih dari sekedar mengatakan cinta pada alam.
Dimana tujuan utama dari hal tersebut menyebarluaskan info-info tentang go green.
oya, sebelumnya pada setiap pembelian, di dalamnya terdapat info dan tips tentang greenlife yang sangat dekat dengan kita, diharapkan hal tersebut bisa semakin tersebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar